Search

DON'T FORGET TO CLICK FOLLOW MY BLOG & SUBSCRIBE MY YOUTUBE CHANNEL (@AKMAL28CHANNEL)

Rabu, 18 September 2024

Sejarah Hantu-Hantu di Indonesia

Sejarah Hantu-Hantu di Indonesia (SEBAGIAN)
Hantu secara umum merujuk kepada roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat.
Meskipun secara umum hantu merujuk pada suatu zat yang mengganggu kehidupan duniawi, dalam banyak kebudayaan, hantu tidak didefinisikan sebagai zat yang baik maupun jahat. Sebutan setan, iblis, genderuwo, dan sebagainya, lebih umum digunakan untuk merujuk kepada hantu yang jahat. Sedangkan hantu yang baik yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menolong manusia, disebut dengan bermacam nama yang berbeda, seperti sebutan untuk Datuk, Te Cu Kong (penguasa tanah, dalam agama Kong Hu Cu), dan lainnya. Tetapi di dalam kebanyakan agama, meminta hantu untuk membantu manusia adalah dilarang.
Hantu dipercaya keberadaannya oleh hampir semua umat manusia yang mempercayai adanya Tuhan, meskipun hanya sebagian kecil yang mengakui pernah melihat hantu secara langsung. Keberadaan hantu menjadi pro dan kontra di banyak negara maju. Sebagian ilmuwan beranggapan hantu hanyalah ilusi ataupun khayalan mereka yang mempercayainya, sementara sebagian ilmuwan lain berusaha membuktikannya secara ilmiah adanya zat yang terkandung dalam hantu.
Indonesia adalah negara nomor satu yang paling kaya akan suku & budaya, keanekaragaman suku & budaya tersebut melahirkan banyak paham, adat, dan pemahaman yang berbeda-beda, perbedaan itu pula-lah yang membuat indonesia yang juga kerap dikenal dengan nama negara dengan peringkat nomor satu dengan nama keanekaragaman jenis hantu di tiap daerahnya.
berikut kisah singkat nama hantu di indonesia:



-Hantu Bunian / Orang Bunian-
Orang bunian atau sekedar bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama atau hantu-hantu yang menghuni pegunungan dan kerap membuat para pendaki yang biasanya sompral (takabur) tersesat.
Latar belakang 
Orang bunian atau sekedar bunian adalah mitos sejenis makhluk halus dari wilayah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. Berdasar mitos tersebut, orang bunian berbentuk menyerupai manusia dan tinggal di tempat-tempat sepi, di rumah-rumah kosong yang telah ditinggalkan penghuninya dalam waktu lama.
Istilah ini dikenal di wilayah Istilah orang bunian juga kadang-kadang dikaitkan dengan istilah dewa di Minangkabau, pengertian "dewa" dalam hal ini sedikit berbeda dengan pengertian dewa dalam ajaran Hindu maupun Buddha. "Dewa" dalam istilah Minangkabau berarti sebangsa makhluk halus yang tinggal di wilayah hutan, di rimba, di pinggir bukit, atau di dekat pekuburan. Biasanya bila hari menjelang matahari terbenam di pinggir bukit akan tercium sebuah aroma yang biasa dikenal dengan nama "masakan dewa" atau "samba dewa". Aroma tersebut mirip bau kentang goreng. Hal ini dapat berbeda-beda namun mirip, berdasarkan kepercayaan lokal masyarakat Minangkabau di daerah berbeda. "Dewa" dalam kepercayaan Minangkabau lebih diasosiasikan sebagai bergender perempuan, yang cantik rupawan, bukan laki-laki seperti persepsi yang umum di kepercayaan lain.
Selain itu, masyarakat Minangkabau juga meyakini bahwa ada peristiwa orang hilang disembunyikan dewa / orang bunian. Ada juga istilah "orang dipelihara dewa", yang saat bayi telah dilarikan oleh dewa. Mitos ini masih dipercaya banyak masyarakat Minangkabau sampai sekarang.


-Hantu Sundel Bolong-
Sundel bolong dalam mitos hantu Indonesia digambarkan dengan wanita berambut panjang dan bergaun panjang warna putih. Digambarkan pula terdapat bentukan bolong di bagian punggung yang sedikit tertutup rambut panjangnya sehingga organ-organ tubuh bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu sundel bolong mati karena diperkosa dan melahirkan anaknya dari dalam kubur. Biasanya sundel bolong juga diceritakan suka mengambil bayi-bayi yang baru saja dilahirkan.
Perwujudan ini sangat kuat digambarkan dalam film horor Indonesia tahuan 80-an dimana banyak diperankan oleh aktris kawakan Suzanna.


-Hantu Genderuwo-
Genderuwo adalah makhluk halus yang berwujud manusia bertubuh besar dan kekar dengan rambut lebat menutupi tubuh. Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat di Pulau Jawa (orang Sunda menyebutnya “gandaruwo” dan orang Jawa menyebutnya “gendruwo”). Habitat hunian kegemarannya adalah pohon besar teduh atau sudut-sudut yang lembab dan gelap. Makhluk ini dilaporkan dapat berkomunikasi dengan manusia dan juga bisa menyukai manusia. Cerita-cerita misteri menyebutkan kalau genderuwo dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seseorang. Menurut cerita pula, genderuwo hanyalah berkelamin pria dan dapat menghamili perempuan, bahkan menghasilkan keturunan dari hubungan itu.
Asal-usul genderuwo dikatakan berasal dari arwah orang meninggal yang belum mau naik ke akhirat.
Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa terganggu.


-Hantu Wewegombel-
Wewe Gombel adalah sebuah istilah dalam tradisi Jawa yang berarti roh jahat atau hantu yang suka mencuri anak-anak, tapi tidak mencelakainya. Konon anak yang dicuri biasanya anak-anak yang ditelantarkan dan diabaikan oleh orang tuanya. Wewe Gombel biasanya akan menakut-nakuti orang tua si anak atas sikap dan perlakuannya kepada anaknya sampai mereka sadar. bila mereka telah sadar, Wewe Gombel akan mengembalikan anaknya.
Menurut cerita, Wewe Gombel adalah roh dari seorang wanita yang meninggal bunuh diri lantaran dikejar masyarakat karena telah membunuh suaminya. Peristiwa itu terjadi setelah suami dari wanita itu berselingkuh dengan wanita lain. Sang suami melakukan hal itu karena istrinya tak bisa memberikan anak yang sangat diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai menjadi gila dan gembel.
disebut Wewe gombel karena kejadian in terjadi di daerah Gombel, Semarang. Jika kita berkendaraan dari arah jatingaleh ke arah banyumanik, maka akan terlihat bekas iklan bir bintang. Di situlah konon letak lokasi wewe gombel berada. Beberapa orang menyebutkan bahwa lokasi tersebut adalah lokasi kerajaan hantu. Menurut cerita itu pula, hal itu yang menyebabkan sebuah hotel yang terletak di dalam lokasi bukit gombel menjadi bangkrut.
ciri khas dari wewegombel atau kolong wewe ini adalah bentuk buah dadanya yang besar & menjumbai seperti buah pepaya. Kabar lain mengatakan bahwa anak-anak yang diculik oleh wewegombel akan di beri makan Tai, tokai, atau kita sebut saja dengan kotoran manusia. Jika si anak tidak mau, maka terpaksa sia anak akan suapin secara paksa. Terkadang anak-anak yang diculik akan dihalusinasi sehingga eek yang ia lihat seolah-olah adalah makanan lezat yang paling ia sukai/inginkan. tujuannya adalah membuat anak menjadi bisu agar tidak bisa menceritakan apa yang  telah ia alami ataupun bentuk dari wewegombel yang menyeramkan tersebut.


-Hantu Kuntilanak-
Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak, pontianak) adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama “kuntilanak” atau “pontianak” kemungkinan besar berasal dari gabungan kata “bunting” (hamil) dan “anak”.
Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana.
Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik yang punggungnya berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kamboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak juga senang menyantap bayi dan melukai wanita hamil.
Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.
Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut “waru doyong”).
Kepercayaan penangkalan
Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.
Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.


-Suster Ngesot-
Hantu ini… katanya banyak di rumah sakit-rumah sakit.. mainnya di lorong-lorong rumah sakit woi….. kenapa dibilang suster ngesot??? hem… sejarahnya…. ada seorang suster yang diperkosa sama dokternya teus susternya hamil si dokter gak mau taanggung jawab…. hem di bunuh n di masukin dalam suatu kamar……………… nah jadilah suster ngesot RS DI JALAN SALEMBAKonon di sinilah asal-usul Suster Ngesot. Selai itu, banyak juga kasus penampakan yang terjadi di bangunan rumah sakit yang cukup tua ini.
Testimonial: Menurut petugas Secure Parking yang tidak mau disebutkan namanya, setiap malam sekitar pukul 2 pagi, sering ada yang mengetuk pos pintu masuk yang terletak di dekat rumah duka. Namun ketika dicek, tidak ada siapa-siapa. Di UGD sering terdengar bunyi orang main air, ketika dicek juga tidak ada siapa-siapa. Para satpam yang berjaga malam pernah menemui sosok perempuan. Ketika melihat sosok ini, mereka seperti tersihir dan tidak bisa berteriak atau lari hingga perempuan ini lewat. ni lebih lanjut: kabarnya dilorong RSUP Cipto Mangunkusumo suka banyak suster ngesot terutama dilorong & dikamar mayat!!! idih… kayak apa yah wujudnya? Entah dari kapan kisah serem itu muncul di sekitar kamar mayat. Konon, awal cerita suster ngesot berasal dari kamar mayat rumah sakit gede ini, Meski sampe sekarang belom ada bukti kongkret mengenai penampakan Suster Ngesot ditempat tersebut.
bisik-bisik dari Pak Agustiar yang jadi sopir pembawa jenazah sampe jadi penjaga kamar mayat belom pernah menemui secara langsung tentang sosok sisuster ngesot “Kalo wujud perempuan laen sih saya pernah liat” Dia ini udah kerja di RS terbesar diJakarta ini sejak tahun 1987. Tapi Pak agus gak sekali dua kali denger suara cekikikan dari dekat kamar mayat “saya kan berjualan didepan RS. Kalau malam, saya suka ambil jalan pintas lurus yang menuju kamar mayat, emang sering sih saya denger suara cekikikan walaupun gak ada orang” iya juga sih, mana ada cewek yang iseng nongkrong dikamar mayat sambil ketawa-ketiwi.
Ada lagi kisah dari pak Anto. Gak cuma sekedar suara, saat sedang mendorong kereta mayat, pernah ada bayangan perempuan berjubah putih sekelebat muncul gak jauh dari hadapannya. Tapi yang namanya kerjaan mau diapain lagi?
Macem-macem aja deh kejadian yang dialami sama Agustar, pas lagi dorong jenasah yang kecil kok rasanya berat banget. Pernah juga mendorong jenasah yang badannya segede king kong tapi pas dibuka kerangkengnya ternyata kosong. tapi keadaan kayak sekarang udah “Agak” mendingan lantaran udah dipugar. “Dulu sebelum dipugar, kalo mau lewat aja udah bikin bulu kuduk Ngejebrik. Namanya juga kamar mayat, jadi jarang banget ada orang yang nongkrong dideket sini. Paling cuma penjaga sama keluarga yang mau jemput mayat” neng… kata pak Agus manggil saya “Bapak punya cerita yang gak bisa dilupain, tapi maap ya rada joker” katanya sambil nyengir.
“Dulu pas saya lagi kebelet buang air besar tengah malem, tiba-tiba ada orang gede banget didepan saya. Saya mah cuma bisa pasrah aja dah sambil nikmatin yang dibawah keluar, saya ogah ngelongok keatas takut orangnya serem Ntar saya gak mau kerja. Lantas saya ngedip eh.. tiba-tiba ngilang tuh orang item” Lantas kalo Suster ngesotnya gimana pak? “Ah saya mah belom pernah ketemu sama nyang begituan, kayaknya cuma cerita kosong aja dah!!”


-Tuyul-
Ini ni hantu nya kecil banget…. Tuyul adalah sejenis mahluk halus yang bisa terlihat oleh mata. berujud kecil seperti anak manusia. dia biasanya di beri tugas untuk mencari uang. dia pun bisa masuk ke dalam perangkap tuyul. untuk mencegahnya kita bisa membacakan doa-doa yang mustajab untuk mengusir dan menolak tuyul dan bala- balanya. biasanya ni hantu banyak dijualin…. katanya untuk dapatin ni hantu perlu puas.
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul. Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb.). Kemungkinan besar tuyul juga sejenis alien.


-Hantu Pocong-
Katanya ni hantu cs an sama sundel bolong… heheh.. sejarah hantu pocong di indonesia berasal dari tanah jawa… dimana ada seorang warga yang meninggal akan tetapi setelah dikubur tali pocong tu warga gak di lepasin hem setelah itu bangkitlah….(cie…. bangkit oi.. heheh "Bercanda") pocong dari kuburnya dan nakuti warga. Kepercayaan akan adanya hantu pocong hanya berkembang di Indonesia, terutama di Jawa dan Sumatera. Walaupun penggambarannya mengikuti tradisi muslim, umat beragama lain pun ternyata dapat mengakui eksistensi hantu ini.


-Hantu jeruk purut-
Sejarah: Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam.
Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam. Sapri Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu, hingga kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan di TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas se-Jakarta dan hingga kini “Sang Pastur Kepala Buntung” menjadi legenda horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris ini, Anda harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri atau bertiga). Testimonial: Sejak kecil, Asmari (34), juniornya Bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah pegawai Pemda yang bekerja di sana . Semenjak lulus SD (1986), Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti jejak ayahnya.
Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki, dan lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala Buntung. “Yang paling jahil itu kuntilanak-laki,” tutur Asmari.
Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu dengan makhluk gaib, yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan tuyul. Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ayahnya.
Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada Asmari.
Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampung yang penduduknya tidak terlalu banyak. Ketika ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat, sebuah rumah makam tradisional Betawi.
Asmari mengikutinya hingga ke dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.


-Simanis jembatan ancol-
 "Catatan : 
Foto Penampakannya Tidak Ada, 
Tapi Saksi Yang Melihat Cukup Banyak Hingga Dimuat Beritanya Di Koran Dan Dibuat Versi Film Sinetronnya"

Sejarah: Pada 1995, seorang pelukis di Ancol didatangi seorang perempuan yang meminta dilukis. Ketika pelukis baru menggambar setengah bagian tubuhnya, perempuan itu menghilang. Warga percaya bahwa perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Mitos ini
sudah dimulai puluhan tahun sebelumnya. Di tahun 60-an ketika daerah Ancol masih berupa empang-empang, seorang pendayung perahu pernah bertemu dengan Si Manis. Perempuan itu naik perahu malam-malam ddan membayar pendayung tersebut dengan daun.
Keterangan ini didapat dari Kostan Simatupang (65), seorang fotografer keliling di Ancol, teman dari pendayung perahu tadi.
Testimonial: Anshori (38), penjual rokok di dekat pintu keluar Ancol, mengaku pernah melihat Siti Ariah dari dekat.
Ia membuka pertama kali kios rokoknya di sini pada 1990, tepatnya di samping jembatan goyang. Saat itu malam Jumat, Anshori sedang menunggui kiosnya, agak gerimis. Sekitar pukul 1 pagi, lewat seorang perempuan. Ketika sudah agak jauh, perempuan itu berbalik arah menghampiri kios Anshori sembari tersenyum. Anshori menyapa perempuan yang dikiranya
calon pembeli dagangannya itu. Jarak Anshori dengan perempuan itu kira-kira 50 cm. Menurut Anshori, perempuan itu berwajah manis, serta memakai kemeja kuning dan rok abu-abu. Setelah ditanya hendak belanja apa, perempuan itu menghilang.
Meski tidak memakai pakaian serba putih, Anshori yakin perempuan itu adalah Si Manis Jembatan Ancol. Semenjak kejadian itu, Anshori merasa dagangannya kian laku dan rejekinya semakin lancar.


-Hantu Palasik-
Di Eropa sana ada Vampir atau Drakula. Mereka makhluk jadi-jadian yang senang menghisap darah. Di Tanah Minang juga ada makhluk sejenis. Palasiak atau Palasik, namanya. Seperti apa sepak terjang hantu jadi-jadian ini? Berikut salah satu kisahnya….
Bagi orang Minang, kepercayaan pada Hantu Palasiak atau Palasik sama dengan kepercayaan Leak bagi masyarakat Bali, atau Kuyang bagi orang Kalimantan. Hantu Palasiak ini memang sudah lama tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Minang, terutama yang tinggal di pelosok Desa Sumatera Barat.
Cerita tentang Hantu Palasiak ini sering pula dituturkan oleh salah seorang saudara ayah Misteri, yang memang berasal dari Ranah Minang. Menurut saudara ayah itu, ilmu hitam Palasik merupakan warisan turun temurun masyarakat Minah yang ada sejak zaman dahulu kala. Konon, mereka yang menganut ilmu ini biasanya akan membentuk komunitas tersendiri dalam masyarakat.
Mereka dulu sangat dikucilkan oleh warga di sekitarnya. Konon, di zaman dahulu kala mereka hanya bisa menikah dengan sesama keturunan Palasiak. Tapi, di zaman sekarang ini, masyarakat sudah bisa menerima keberadaan mereka. Disamping itu, keberadaan mereka juga sulit untuk dikenali.
Meskipun seseorang mewarisi darah keturunan Palasik dari leluhur, namun bukan berarti secara otomatis mereka akan menjadi Hantu Palasiak. Ada ritual yang harus dilaksanakan untuk bisa menguasai ilmu hitam yang satu ini, sehingga tidak setiap turunan Palasik menjadi Palasik seperti leluhurnya.
Mengapa orang Minang punya ilmu Palasik? Dari mana asal muasal ilmu ini sebenarnya. Siapa pula orang pertama yang mengajarkannya, dan di daerah mana tempat asal ilmu yang masih sangat misterius ini?
Tentu saja tak mudah untuk menjawab deretan pertanyaan tersebut. Kita berharap, semoga ada saudara kita yang berasal dari Ranah Minang bisa menjelaskanya pada pembaca setia majalah kasayangan ini.
Meski misteri masih menyelimutinya, yang jelas Hantu Palasiak dapat diyakini benar ada dalam kenyataan. Hal ini setidaknya seperti yang dialami sendiri oleh saudara sepupu Misteri. Sebut saja Dasri, namanya.
Kisahnya terjadi 20 tahun yang lalu. Saat itu, Dasri baru duduk di kelas IV SD, usianya 10 tahun. Ketika itu musim libur panjang sekolah bertepatan dengan bulan Ramadhan. Ayah Dasri yang berasal dari Dusun Taratai, Desa Sungai Tarab, Batusangkar, berniat mengajak seluruh keluarganya pulang ke kampung halamannya yang jauh terpencil itu.
Rencana ayah Dasri ini tentu saja disambut gembira, terutama oleh dasri. Apalagi, sudah lima tahun ini Dasri tidak bertemu dengan kakek dan nenek, serta saudara-suadara sepupunya yang tinggal di sana.
Pada hari Minggu siang mereka berangkat dengan bus jurusan Medan-Bukittinggi. Sekitar pukul 8 pagi, bus yang ditumpangi Dasri bersama kedua orangtuanya, meninggalkan kantor pusatnya di Jl. Amaliun, Medan. Setelah melewati batas wilayah kota Medan, bus tancap gas. Semua bangku sudah terisi penuh, termasuk bangku tempel yang tersedia untuk penumpang yang menyetop di jalan.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 jam, bus tiba di terminal Aur Kuning, Bukittinggi, menjelang pukul 10 pagi berikutnya. Perjalanan menuju Batusangkar dilanjutkan dengan menumpang angkutan antar kota dalam propinsi. Angkutan desa hanya sampai di ibu kota kecamatan saja. Menuju Desa Sungai Tarap, harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 5 km.
Ada beberapa warga satu kampung dengan ayah Dasri berjalan bersama menuju desa kelahiran mereka. Mereka terlihat bercerita akrab sekali. Memasuki desa Sungai Tarap, udara dingin pegunungan menyambut kedatangan Dasri. Sawah-sawah terbentang luas di lereng-lereng bukit. Rumah gadang berdiri megah di sepanjang jalan yang dilalui.
Tiba di rumah Anggut, sebutan kakek bagi orang Minang, saudara dan sanak kadang sudah berkumpul menyambut kedatangan Dasri bersama kedua orangtuanya. Dalam tempo sekejap saja, rumah Anggut yang luas berbentuk rumah gadang penuh oleh sanak saudara dan kerabat ayah Dasri.
Berita kedatangan ayah Dasri menyebar dari mulut ke mulut ke pelosok kampung. Apalagi pada malam harinya. Teman-teman ayah Dasri semasa kecil berdatangan menemuinya untuk melepas rindu dan mengenang kembali masa-masa indah dahulu. Mereka berbincang-bincang hingga larut malam.
Dua hari di kampung, akhirnya tiba juga hari pekan di desa itu. Dasri diajak ayahnya melihat suasana pekan. Waktu itu turut pula bersama mereka dua orang saudara sepupu Dasri, yakni Budin dan Durin. Usia kedua anak ini sebaya dengan Dasri. Tinggi dan besar, badan juga sama. Yang membedakan warna kulit tubuh mereka. Mungkin karena tinggal di kota, kulit wajah dan tubuh Dasri terlihat putih bersih. Berbeda dengan Budin dan Durin. Kulit kedua anak ini hitam pekat karena setiap hari terjemur di atas teriknya sinar matahari. Jika tidak berada di sawah membantu orangtua merumput, pagi-pagi sekali mereka pergi mengembalakan kerbau.
Dalam perjalanan ke lokasi pecan itu, ayah Dasri selalu menyapa dengan ramah setiap warga desa yang ditemui atau berpapasan di tengah jalan. Mereka menyalami ayah Dasri dengan ramah pula, seraya bertanya tentang kabar dan kapan datangnya.
Sementara itu, Dasri dan dua orang saudara sepupunya saling bercerita dan bercanda dalam perjalanan itu. Meski baru dua hari bertemu, namun mereka sudah kelihatan sangat akrab.
Sampai akhirnya di sebuah tikungan jalan desa, mereka melewati sebuah rumah gadang yang lumayan megah. Pemilik rumah itu memanggil ayah Dasri.
“Singgahlah dulu kemari. Pasar masih sepi!” Kata si pemilik rumah, seorang kakek berusia lanjut, menawari ayah Dasri singgah di rumahnya.
Karena menghormati tawaran itu, Ayah Dasri memutuskan singgah ke rumah gadang milik si kakek. Dia juga mengajak Dasri dan dua saudara sepupunya untuk singgah barang sebentar di rumah itu. Tapi, kedua saudara sepupu Dasri berkeras melarang. Budin menggelengkan wajahnya agar Dasri jangan mengikuti ayahnya. Tapi Dasri tetap mengikuti ayahnya berjalan memasuki pekarangan rumah gadang milik si kakek yang sepertinya amat ramah dan baik hati itu.
Dasri dituntun ayahnya melewati jembatan terbuat dari batang bambu. Sementara. dua saudara sepupu Dasri hanya berdiri termangu di pinggir jalan. Berulangkali mereka menggelengkan wajahnya, yang memberi isyarat agar Dasri jangan ikut singgah di rumah gadang itu. Hingga wajah keduanya berubah menjadi pucat, Darsi tetap tak peduli.
Kenapa Budin dan Durin melarang Dasri singgah di rumah itu? Mereka tahu persis pemilik rumah itu adalah suami isteri penganut Palasik.
Rumah itu memang terlihat sangat sunyi, seperti tidak ada penghuni lain kecuali seorang kakek dan nenek yang sudah sangat renta. Diketahui, pemilik rumah itu bernama Anggut Adam. Usianya sudah mencapai 78 tahun. Sedangkan isterinya, Niek Syamsidah, usianya sekitar 70 tahun.
Rambut kedua pasangan itu sudah memutih, dan kulit tubuhnya hitam keriput. Meski begitu gigi mereka masih utuh, walau nampak hitam berkarat.
Dasri dan ayahnya duduk di ruang tamu, membelakangi kamar tidur si pemilik rumah. Sesaat kemudian, Niek Syamsidah menghidangkan kopi dan ketan hitam. Nenek renta inipun duduk di sisi suaminya.
“Berapa anakmu sekarang?” Tanya Niek Syamsidah.
“Baru satu, Niek!” Jawab ayah Dasri.
“Bawalah isterimu kemari!” Anggut Adam memberi tawaran.
“Nantilah di lain waktu,” jawab Ayah Dasri.
Perbincangan pun berjalan dengan akrab. Sampai setelah hampir setengah jam di rumah Anggut Adam, Dasri mengajak ayahnya pergi ke pekan. Mereka pun segera berpamitan.
Anggut Adam dan isterinya mencoba menahan ayah Dasri agar lebih lama lagi berada di rumahnya. Tapi Dasri terus merengek meminta ayahnya agar meninggalkan rumah Anggut Adam. Dia tak sabar ingin melihat suasana hari pekan di desa. Anggut Adam dan isterinya melepas kepergian tamunya hingga ke pekarangan rumah.
“Siapa nama anakmu?” Tanya Niek Syamsiah.
“Dasri!” Jawab ayah Dasri.
“Kapan-kapan main-main kemari lagi. Anggap ini rumah anggutmu sendiri,” kata Anggut Adam ramah, melepas kepergian Dasri bersama ayahnya.
Saat keluar dari rumah gadang milik Anggut Adam, warga desa terlihat berjalan berbondong-bondong lewat di depan rumah Anggut Adam membawa seluruh anggota keluarganya. Memang, di hari pekan itu tidak seorang pun warga desa pergi ke sawah.
“Rumah anggut Adam terlihat seram ya. Tidak terurus!” Cerus Dasri dalam perjalanan.
“Maklum, mereka kan tinggal berdua di rumah itu. Pergi pagi ke sawah dan pulangnya menjelang senja. Jadi mereka tidak punya waktu untuk mengurus rumah,” jawab ayah Dasri.
Setelah mendapat jawaban itu, Dasri tidak lagi bertanya pada ayahnya. Apalagi setibanya di lokasi pecan suasana memang sangat ramai. Para pedagang dari kota menjajakan bermacam-macam keperluan warga desa.
“Ayah, Dasri mau bermain bersama Budin dan Durin ya!” Mohon Dasri sesaat setelah melihat Budin dan Durin berkumpul bersama dengan teman-temannya.
“Pergilah!” Jawab ayah Dasri memberi izin.
Dasri pun segera bergabung dengan Budin dan Durin beserta teman-teman sebayanya. Waktu itulah Dasri sempat bertanya begini, “Mengapa kalian berdua tidak mau diajak singgah di rumah Anggut Adam?”
“Anggut bersama isterinya itu Palasiak Kuduang,” jawab Budin.
“Apa benar Palasiak itu ada?” Tanya Dasri lagi.
“Rumah yang kau datangi tadi rumah Palasiak!” Jawab Durin.
Sebelumnya, Dasri memang pernah mendengar cerita Hantu Palasiak dari orang-orang Minang yang tinggal di sekitar rumah orang tuanya di Medan. Menurut cerita mereka, Hantu Palasiak itu dapat melepaskan leher dari tubuhnya.
Ada beberapa jenis Palasiak. Satu di antaranya adalah Palasiak Kuduang. Disebut Palasiak Kuduang, karena si pemilik ilmu hitam ini dapat memotong kepalanya kemudian memasangnya kembali. Kuduang dalam bahasa Minang artinya potong atau penggal.
“Apa itu Palasiak selama ini aku belum pernah mendengarnya?” Tanya Dasri, pura-pura tida tahu.
“Apa ayahmu tidak pernah bercerita?” Tanya Budin. Dasri hanya mengggelengkan kepalanya.
“Palasiak adalah hantu penghisap darah anak-anak seusiamu. Dia mendatangi mangsanya tengah malam. Anak-anak yang darahnya dihisap Palasiak, wajahnya menjadi pucat dan sering sakit-sakitan,” kata Budin menerangkan.
“Mana ada manusia hidup jadi hantu seperti Palasiak itu?” Protes Dasri.
“Ada, contohnya Palasiak. Dia menghisap darah, terutama anak-anak yang datang dari kota,” ujar Durin menakuti Dasri.
“Mengapa darah anak-anak dari kota yang dihisap Palasiak?” Tanya Dasri, penasaran.
“Anak-anak dari kota darahnya manis. Sedangkan anak desa di sini darahnya pahit,” jawab Budin bercanda sembari tertawa.
Kedatangan Dasri bersama ayahnya ke rumah Anggut Adam, diceritakan pula oleh Budin dan Durin kepada kedua orangtua mereka. Etek Yusminah, adik ayah Dasri terperanjat mendengar cerita dari Budin. Saat itu juga, dia segera menemui ayah Dasri.
“Mengapa Uda bawa Dasri ke rumah Pak Tuo Adam?” Tanyanya.
“Beliaukan masih kerabat kita!” Jawab ayah Dasri.
“Ya, tapi beliau suami isteri Palasik!” Sahut Etek Yusminah. Kelihatannya dia merasa sangat cemas.
“Ah, memangnya masih ada apa ilmu hitam semacam itu di zaman seperti sekarang ini?” Sanggah ayah Dasri.
“Mungkin saja, Uda! Sebagaiknya segara bawa Dasri ke rumah Datuk Maruhun, untuk minta jimat penangkal padanya,” saran Etek Yusminah. Tapi saran itu tidak dihiraukan ayah Dasri.
Datuk Maruhun adalah satu-satunya orang yang dapat memberikan jimat agar seorang anak tidak dihisap darahnya oleh Palasiak. Namun, ayah Dasri menyangsikan kekhawatiran Etek Yusminah.
Dua hari berselang, pada malam sabtu, hujan deras turun sejak sore hari hingga malam harinya. Hingga tengah malam hujan tidak juga reda. Di luar rumah, angin bertiup kencang membut malam sangat dingin dan mencekam. Ayah Dasri malam itu tidak ada di rumah. Setelah mengerjakan shalat Jum’at, dia tidak pulang. Dia hanya berpesan pada Anggut Musa, bahwa malam ini dia akan menginap di rumah Pak Sabirin, teman sebangku ayah waktu sekolah di Makhtab Thawalib, Padangpanjang.
Hingga tengah malam, hujan tinggal gerimis. Di luar angin masih juga bertiup kencang. Meskipun sudah memakai selimut tebal, tapi udara dingin masih dapat menembus pori-pori kulit.
Tiba-tiba berhembus angin sangat kencang menerpa pintu kamar tidur yang tidak terkunci. Tiupan angina itu mengempaskan pintu kamar. Suaranya sangat keras sehingga Dasri terjaga dari tidur.
Dari balik gorden pintu yang terbuka diterbangkan angin, Dasri melihat seraut wajah nenek tua dan kakek tua muncul. Celakanya, hanya leher dan kepalanya saja yang melayang-layang memasuki kamar. Wajah mereka terlihat samar-samar mirip Anggut Adam dan isterinya, Niek Syamsiah.
“Apakah mereka ini palasiak?” Hati Dasri diliputi tanda tanya. Tubuhnya gemetaran karena takut.
Kedua potongan kakek dan nenek itu terbang di atas tubuh Dasri, dan melayang-layang dengan sangat menakutkan. Dasri tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya seolah-olah terkunci, sehingga tidak dapat berteriak membangunkan anggutnya yang tidur pulas di sisinya.
Demikian pula dengan tubuhnya. Kaku dan gemetar, seperti terikat tali sehingga tidak dapat digerakkan. Hanya kedua bola matanya mengikuti kemana kedua potongan kepala itu bergerak.
Setelah berputar-putar, akhirnya kedua potongan kepala itu berhenti di ujung jempol kaki Dasri. Dengan rakus keduanya menghisap darah Dasri melalui jempol kakinya. Dasri pun meringis kesakitan. Untunglah dia tidak jatuh pingsan.
Setelah puas, kedua potongan kepala itu pergi meninggalkan mangsanya, melayang-layang keluar dari dalam kamar.
“Anggut, ada hantu!” Teriak Dasri.
Mendadak anggutnya terjaga dari tidur pulasnya. “Ada apa?” Tanyanya.
Dasri lalu menceritakan peristiwa yang barusan menimpanya. Sang Anggut harus percaya sepenuhnya, sebab di atas lantai tampak berceceran darah segar hingga ke ruang tamu.
“Mereka itu Palasiak!” Gumam sang anggut dengan wajah tuanya yang menegang.
Pada pagi harinya, ayah Dasri bersama anggutnya membawa Dasri ke rumah Datuk Maruhun. Pada Datuk Maruhun, Dasri menceritakan kejadian yang menimpanya tadi malam.
“Anakmu di hisap Palasiak,” jelas Datuk Maruhun.
“Siapa yang tega menghisap darah anakku, Datuk?” Tanya ayah Dasri.
Datuk Maruhun tidak dapat menjawabnya. Beliau hanya menggelengkan kepalanya.
“Bawa segera pergi anakmu dari kampung kita. Banyak Palasiak yang ingin menghisap darahnya,” saran Datuk Maruhun.
Oleh Datuk Maruhun, Dasri diberi jimat yang diikatkan di pergelangan kakinya.
Memang, setelah dihisap darahnya oleh palasiak, wajah Dasri pucat, dan tubunnya lemah seperti kekurangan darah.
Siang itu juga, berasma ayah dan ibunya Dasri kembali pulang ke Medan. Rencana untuk berlebaran di kampung pun batal….
Lima belas tahun kemudian, Dasri baru berani datang ke kampung halaman ayahnya. Kenangan menakutkan itu memang selalu membuatnya bernyali ciut bila ingin berkunjung ke kampung tersebut.


-Hantu Leak-
 "Catatan : Foto Penampakan Tidak Ada, Tapi Banyak Warga Bali Yang Percaya Akan Keberadaan Hantu Ini"

Pulau Jawa terkenal dengan berbagai hantu yang disebut kuntilanak, genderuwo ataupun pocong. Walaupun hantu-hantu jenis tersebut juga ada di seluruh wilayah Indonesia dan termasuk di Bali, namun hantu khas Bali yang dikenal oleh masyarakat adalah hantu leak. Apakah leak itu? Apakah sama dengan hantu-hantu lainnya seperti kuntilanak, genderuwo ataupun pocong?
Leak sebenarnya merupakan salah satu ajaran ilmu kebatinan yang ada di Bali. Pada dasarnya, ajaranleak Bali merupakan sebuah ajaran yang bertujuan untuk menolong orang. Namun kemudian dipergunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyakiti orang. Hingga kini dikenal dengan dua jenis ilmu Bali, yaitu leak ilmu putih serta leak ilmu hitam. Yang kemudian banyak dikenal masyarakat umum adalah leak Bali yang ilmu hitam. Leak Bali, khususnya leak yang 
ilmu hitam merupakan sebuah ilmu yang bisa mengubah diri menjadi bentuk lain. Beberapa bentuk transformasi leak umum yang sering dilihat orang di Bali adalah bola api, monyet, babi, harimau, rangda hingga berbentuk motor. Pada siang hari, orang yang mempraktekan ilmu hitam leak akan terlihat seperti orang biasa, sama sekali tidak berbeda. Namun ketika hari menjelang sore, orang ini akan mulai mempraktekan ilmunya. Tempat merubah diri juga tidak sembarangan, umumnya transformasi terjadi di kuburan sehingga hantu leak identik dengan hantu kuburan.
Pelaku ilmu hitam ini identik dengan wanita. Asal mulanya tidak diketahui namun berhubungan dengan mitologi Hindu yang menyebutkan soal keberadaan ratu leak yang disebut Ratu Ing Girah. Menurut kepercayaan, ilmu hitam leak Bali ini bisa diturunkan, terutama pada keturunan wanita. Orang yang menekuni ilmu ini akan tersiksa dalam waktu lama sebelum ia menemukan orang untuk diturunkan ilmu, sebelum itu ia tidak akan bisa meninggal dunia.
Hantu leak ini biasanya suka menganggu anak kecil, atau sekedar berkeliaran malam hari di jalanan. Pada waktu-waktu tertentu, mereka juga bisa saling bertempur. Pertempuran ini bukan karena permasalahan tertentu, namun lebih pada uji kekuatan. Pada waktu tersebut, pertempuran itu akan bisa dilihat lewat langit malam, dimana akan terjadi pecahan-pecahan api di angkasa yang mirip bintang jatuh.
Yang paling sensitif dalam menyadari keberadaan hantu leak ini adalah bayi. Bayi kerap menangis pada malam hari ataupun pada peralihan siang ke malam jika ada hantu leak berjalan dekat rumahnya. Bayi juga sangat riskan pada serangan leak ini sehingga ada kepercayaan pada masyarakat Bali kalau mengajak bayi keluar harus membawa bawang merah, dan pada keningnya dioleskan arang dapur. Hal ini diyakini dapat menangkal kekuatan negatif yang menyerang bayi.



-Hantu Ambulan-
"Gambar Mobil Ambulan Tua Yang Menurut Kesaksian Warga Sekitar Sering Bergerak Sendiri"

Berbicara mengenai urban legend yang ada di kota bandung saya tertarik untuk mengangkat cerita mengenai hantu ambulance yang “mangkal” di jalan Bahureksa no 15. Tempat ini bagi sebagian orang terutama warga kota bandung tentunya sudah bukan tempat yang asing lagi. Jalan Bahureksa sendiri berada dekat dengan jalan Riau, sarangnya Factory-Factory Outlet.

Jalan Bahureksa merupakan jalan yang menghubungkan jalan Banda dengan jalan Sultan Agung. Di sepanjang jalan berjejer rumah-rumah peninggalan zaman Belanda karena pada masa lalu kawasan ini merupakan kawasan pemukiman Eropa. Di sepanjang jalan ini pula berjejer pohon-pohon besar dan rindang yang cukup meneduhkan. Jalan ini memang bukan jalan utama sehingga volume kendaraan di daerah ini cukup lengang, yaitu hanya pada waktu siang saja. Kendaraan lalu lalang di sini itupun karena terdapat sekolah yang cukup besar di jalan ini. Makanya kalau malam jalanan ini lengang. Sepi.

Alkisah, di jalan ini terdapat sebuah rumah yang cukup populer, dengan trademark mobil ambulans yang selalu terparkir didepannya. Rumah peninggalan zaman kolonial ini selalu diidentikan dengan mobil ambulans yang konon ada ‘penghuni’nya itu. Entah mulai dari sejak kapan mitos ini berkembang. Mobil ambulans yang sudah sejak lama berada di tempat ini kabarnya enggan beranjak dari tempatnya. Benar-benar tidak mau. Aneh? Tentu saja. Beberapa kali mobil ambulans tersebut dipindahkan ke tempat lain dan beberapa kali itu pula mobil ambulans tersebut kembali ke jalan Bahureksa no 15 ini. Bahkan tidak sedikit orang bandung yang (katanya) pernah melihat mobil ini berjalan sendiri tanpa ada pengemudinya pada malam hari.

Tidak ada yang tahu bagaimana jejak Hantu Ambulans itu bermula. Namun dari keterangan (sumber-sumber) yang saya baca, dahulu waktu zaman kolonial rumah ini dihuni oleh keluarga Belanda. Pada suatu hari keluarga ini sedang melakukan perjalanan dan mengalami kecelakaan hingga akhirnya satu keluarga itupun meninggal. Mobil ambulans inilah yang mengantarkan jenazah keluarga Belanda ini dari tempat kecelakaan. Lalu kejadian aneh pun terjadi. Untuk beberapa saat rumah tersebut kosong dan si ambulans berada di tempat lain. Keesokan harinya ambulans itu  sudah berada di depan rumah Bahureksa, tanpa diketahui siapa yang mengantarkannya. Penjaga rumah bingung. Akhirnya dia berinisiatif untuk mengembalikannya ke pihak rumah sakit. Eh ternyata keesokan harinya lagi- lagi mobil ambulans itu lagi-lagi sudah terparkir di halaman rumahnya tanpa diketahui supirnya. Kejadian ini terus berulang-ulang hingga akhirnya sang penjaga rumah memutuskan untuk membiarkan mobil ambulans tersebut terparkir di rumah milik keluarga belanda itu.

Lambat laun cerita mengenai makhluk halus penghuni ambulans itu meluas di masyarakat bandung, cerita ini juga semakin diperkuat dengan pengalaman-pengalaman beberapa orang yang (katanya) sempat mempunyai pengalaman yang aneh dengan kawasan Bahureksa dan tentunya mobil ambulans misterius ini. Saya jadi ingat salah seorang teman kakak saya yang kebetulan bekerja di studio foto terkenal di dekat jalan Bahureksa. Dia mempunyai pengalaman aneh dengan ambulans ini. Ceritanya sepulang kerja sekitar jam setengah 10 malam dia mau menjemput pacarnya yang bekerja di jalan Dago dekat Taman Flexi. Untuk menghemat waktu, dari jalan Banda dia memotong melewati jalan Bahureksa, Perasaan dia ketika itu biasa saja. Tidak ada yang aneh. Lalu secara tiba-tiba perasaannya berubah ketika di pertengahan jalan Bahureksa dia berpapasan dengan ambulas yang sama sekali belum pernah ia lihat. Sungguh berbeda dengan ambulans pada umumnya. Ambulance kuno, begitu kata teman kakak saya itu. Dari luar, dalamnya ambulans kelihatan gelap dan sirine-nya tidak menyala. Setelah beberapa detik adegan berpapasan itu, dia menoleh ke belakang dan dilihatnya ambulance kuno yang beberapa saat tadi melintas berlawanan arah dengannya sekarang sudah tidak ada entah kemana. Dalam kebingungan itu diapun  lalu menancap gas motornya agar segera sampai di tempat kerja pacarnya. Sejak saat itu dia tidak berani lagi untuk melintasi jalan Bahureksa di malam hari.

Ada lagi kejadian aneh yang dialami oleh salah seorang teman saya, jadi sepulang les dari tempat kursus bahasa inggris yang ada di jalan Banda  dia hendak membeli sepatu olah raga di salah satu toko olah raga yang ada di jalan Sultan Agung, karena jaraknya cukup dekat teman saya itu memutuskan untuk berjalan kaki ke Jalan Sultan Agung melewati jalan Bahureksa. Nah, tepat di depan rumah kuno tersebut dia mendengar bunyi klakson mobil yang cukup nyaring. Ketika dia melihat ke arah mobil ambulans yang sedang tertutup terpal, dia langsung berlari sekencang kencangnya, teringat dengan cerita ambulans misterius itu. Keesokan harinya dia bercerita tentang pengalaman anehnya semalam. Yang membuatnya yakin bahwa klakson itu berasal dari mobil ambulans karena tidak ada mobil yang lewat saat dia melintasi rumah tersebut. Mobil yang sedang terparkir disekitar rumah kuno itu juga tidak ada. Yang pasti dia merasa arah bunyi klakson dengan jelas datang dari mobil ambulans yang. Sampai saat ini juga dia heran bagaimana klakson ambulans tersebut berbunyi mengingat mesin-mesin mobil itu sudah diangkat.

Cerita yang berkembang di masyarakat mengenai hantu ambulans ini ternyata menarik perhatian sejumlah sineas Indonesia. Rumor hantu ambulans ini diangkat ke Layar lebar. Tak tanggung-tanggung pembuatan film ini menggandeng mantan Ratu Horror era 70an, Suzzana, untuk menambah kuat aroma mistis pada film ini. Meski tidak terlalu bagus, dari segi cerita dan segi-segi lainnya, film ini membuat cerita mengenai hantu ambulans di jalan Bahureksa no 15 semakin meluas. Tidak saja untuk masyarakat Bandung tapi juga orang-orang luar Bandung. Fenomena ini dimanfaatkan oleh sekelompok orang yang menyewa rumah ini dan kemudian dibuatnya sebuah distro dengan nama “The Ambulance Shop”. Pengunjung distro ini sebagian besar memang datang dengan rasa penasaran terhadap ambulans yang menjadi desas-desus masyarakat entah dari berapa tahun yang lalu.


-Hantu Anak Kecil Membawa Boneka "UCI"-
"Bertempat di Jalan Babakan Siliwangi Kota Bandung"

 "Banyak Yang Melihat Terkadang Hantu Ini Berbaju Hitam Atau Putih Dengan Lumuran Darah"

Konon katanya, di jalan tersebut pernah ada anak kecil yang tertabrak di depan pohon hingga meninggal. Agar tidak mengganggu, pohon tersebut diberi boneka yang digantung di atas pohon tersebut.

Menurut cerita dari mulut ke mulut, suatu malam hantu itu pernah melayang-layang di tengah keramaian jalan. Hantu itu berbentuk boneka panda kecil. Boneka itu adalah milik gadis kecil bernama Uci usia 2 tahun yang meninggal akibat tabrak lari pada tahun 1981.

Cerita lain mengatakan arwah perempuan tersebut terlihat di pohon sekitar Jalan Siliwangi, bergelantungan sambil membawa bonekanya dan mukanya hancur.


>Sekian Dari Saya<
...ADMIN... 
Sumber: 
 
Di Repost Dari: 

By: